KEKHAWATIRAN akan matinya media cetak karena gerusan perubahan pola konsumsi media semakin memuncak di belahan dunia Barat. Apalagi setelah beberapa koran di Amerika, satu demi satu, tidak mampu bertahan - readership menurun, pemasukan dari iklan pun semakin berkurang - dan akhirnya ditutup. Berbagai seminar dan debat telah diselenggarakan untuk mencari jalan keluar dan menyelamatkan media cetak dari kematian. Solusi yang ditawarkan pun bermacam-macam. Ada yang bilang bahwa media cetak juga harus punya dukungan dari versi onlinenya untuk bertahan hidup, atau menyempitkan diri dalam ceruk pasar yang sangat tersegmentasi, mengembangkan model media yang lebih interaktif dengan mempromosikan citizen journalism, memperkuat sisi grafisnya untuk memperkuat content dan menjadi lebih menarik untuk dibaca, sampai saran untuk menjadi media gratis.Jadi apa yang ditawarkan oleh teknologi untuk menyelamatkan media cetak? Salah satunya adalah Kindle 2
New York Times, koran yang paling agresif mencari solusi untuk menyelamatkan bisnis media cetak yang sekarat, adalah koran yang meraih angka terbanyak untuk pelanggan lewat Kindle
Tentu saja Kindle tetap akan dicemooh oleh para fans fanatik media cetak yang terbiasa membaca koran di toilet. Belum lagi pertanyaan besar: apakah pembaca yang terbiasa mendapatkan informasi gratis dari internet bersedia untuk membayar layanan informasi dengan model bisnis seperti Kindle?***
![Reblog this post [with Zemanta]](http://img.zemanta.com/reblog_e.png?x-id=81e65e0e-2072-48ec-a62b-30206a4c0d68)
No comments:
Post a Comment