Writer's Market 2011

Adbrite

Tuesday, July 7, 2009

When is "Free" Going To Be Real Free?

EDITOR in Chief Wired Magazine dan penulis buku The Long Tail, Chris Anderson baru saja menerbitkan buku berjudul Free: The Future of a Radical Price. Dalam buku barunya ini Anderson mengutarakan tesis yang menjadi kontroversial di dunia blog. Dalam bukunya ini, Malcolm Gladwell, dalam kritiknya di The New Yorker, mengatakan bahwa Free adalah elaborasi lanjutan Anderson terhadap pernyataan Stewart Brand dalam konferensi hacker pertama pada tahun 1984: "On the one hand information wants to be expensive, because it's so valuable. The right information in the right place just changes your life. On the other hand, information wants to be free, because the cost of getting it out is getting lower and lower all the time. So you have these two fighting against each other.

Pokok kritik Gladwell terhadap tesis Anderson adalah kecenderungan tesis tersebut untuk melihat konten gratis sebagai sebuah hukum besi, bukan sebuah tren. Terkait dengan krisis hebat yang membuat bangkrut belasan media cetak di Amerika, menurut Gladwell, Anderson terlalu naif ketika mengatakan: “Out of the bloodbath will come a new role for professional journalists. There may be more of them, not fewer, as the ability to participate in journalism extends beyond the credentialed halls of traditional media. But they may be paid far less, and for many it won’t be a full time job at all. Journalism as a profession will share the stage with journalism as an avocation. Meanwhile, others may use their skills to teach and organize amateurs to do a better job covering their own communities, becoming more editor/coach than writer. If so, leveraging the Free—paying people to get other people to write for non-monetary rewards—may not be the enemy of professional journalists. Instead, it may be their salvation."

Bagi Gladwell, itu sama saja Anderson mengatakan kepada semua orang di industri media cetak bahwa mereka harus menerima bahwa konten tidak akan pernah punya nilai lagi, dan mereka harus menginventarisir ulang model bisnis mereka. Padahal, Gladwell lagi, dalam logika Anderson tidak ada kejelasan yang membedakan antara "membayar orang untuk membuat orang lain bisa menulis" dengan "membayar orang untuk menulis".

Gladwell melanjutkan bantahannya kepada Anderson dengan argumen yang diambil dari pengalaman Morning News yang terbit di Dallas dan Huffington Post ketika menjalin kerjasama dengan Amazon dalam model bisnis yang ditawarkan lewat Kindle. Logika bisnisnya adalah kalau untuk berlangganan Morning News lewat Kindle seharga 10 dolar per bulan, maka tujuh dolar akan masuk ke Amazon dan tiga dolar masuk ke kas Morning News. Plus, Amazon mengantongi hak untuk mendistribusikan konten Morning News ke berbagai piranti portable.

Arianna Huffington, pemilik The Huffington Post, mengatakan bahwa ia mengira Kindle dapat menawarkan bisnis model yang dapat menjadi solusi menyelamatkan media cetak. James Moroney, pemilik Morning News, tidak setuju dan mengatakan, “I get thirty per cent, they get seventy per cent. On top of that, they have said we get the right to republish your intellectual property to any portable device.”

Jadi, Gladwell bilang, "But information can’t actually want anything, can it? Amazon wants the information in the Dallas paper to be free, because that way Amazon makes more money. Why are the self-interested motives of powerful companies being elevated to a philosophical principle?"

Tentu saja Gladwell sendiri tidak sepi dari bantahan. Seth Godin, penulis buku Free Prize Inside dan All Marketers Are Liars, tanpa basa-basi langsung menulis di blognya - Malcolm keliru. Mengutip Godin, "We're always going to need writers, but the business model of their platform is going to change....The reason that we needed paid contributors before was that there was only economic room for a few magazines, a few TV channels, a few pottery stores, a few of everything. In world where there is room for anyone to present their work, anyone will present their work. Editors become ever more powerful and valued, while the need for attention grows so acute that free may even be considered expensive."

Di sela-sela debat, Fred Wilson melontarkan pendapat yang cenderung menengahi dalam artikel berjudul Freemium and Freeconomics. Wilson tidak percaya bahwa segala sesuatunya akan berjalan dalam model bisnis gratis. Dalam hal ini, kekurangan logika dalam buku Anderson adalah penjelasan praktis dan aplikasi model bisnis gratis. Kata Wilson, "Once you have built that audience, you can deliver upsells via freemium models, you can monetize it via advertising and you can branch out into other services which are easier to monetize." Jadi segala sesuatu yang ditawarkan dengan gratis sesungguhnya adalah strategi marketing untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang di satu medium sehingga mudah untuk ditawari hal-hal yang harus mereka bayar. Begitulah logika bisnis freemium dan freeconomics berjalan.

Bagi saya sendiri pertanyaannya adalah: bila Anderson mengajukan tesis model bisnis gratis, kapan buku barunya itu bisa diunduh secara gratis dalam format yang mudah dibaca? Bukankah seperti kata Stewart Brand: "I believe that all generally useful information should be free. By 'free' I am not referring to price, but rather to the freedom to copy the information and to adapt it to one's own uses... When information is generally useful, redistributing it makes humanity wealthier no matter who is distributing and no matter who is receiving."

Bila Anda menyukai konten-konten gratis seperti saya, marilah bersabar menunggu buku itu benar-benar bisa diunduh secara gratis, sementara terpaksa puas dengan membacanya dalam versi di bawah.

FREE (full book) by Chris Anderson







Reblog this post [with Zemanta]